Pemerintah Indonesia merencanakan melibatkan PT Industri Kereta Api (INKA) dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sebagai bagian dari upaya memanfaatkan produk dalam negeri. Menteri BUMN, Erick Thohir, berbicara tentang pentingnya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan menciptakan kolaborasi dengan INKA untuk proyek kereta cepat masa depan.
INKA telah membuktikan kemampuannya dengan pembuatan kereta LRT tanpa masinis untuk armada LRT Jabodebek. Meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, langkah ini dapat menjadi dasar bagi INKA untuk terlibat dalam pengembangan kereta cepat yang lebih canggih. Dalam pembangunan kereta cepat, INKA tetap memerlukan alih teknologi dari negara lain karena ini memerlukan teknologi yang lebih maju dan pengalaman yang belum dimiliki oleh INKA.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung adalah langkah awal dalam proses alih teknologi dari China. Proyek ini sudah menggunakan teknologi yang lebih canggih dibandingkan negara lain, dengan kereta Whoosh yang dapat mencapai kecepatan hingga 350 kilometer per jam, sementara negara lain hanya mencapai 280 kilometer per jam. Namun, INKA masih memerlukan bantuan dalam pengembangan kereta cepat yang memerlukan alih teknologi.
Kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri memiliki rencana ekspansi ke Surabaya, yang saat ini masih dalam tahap kajian oleh pemerintah. Dalam rencana ini, kereta cepat akan “mampir” di beberapa kota, termasuk Kertajati, Jogja, Solo, hingga akhirnya mencapai Surabaya. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan studi mengenai perpanjangan rute kereta cepat ini.
Penggunaan teknologi yang lebih maju dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah langkah yang penting menuju kemajuan transportasi dan infrastruktur di Indonesia. Dengan keterlibatan INKA dalam proyek ini, akan membantu mempercepat pengembangan kereta cepat dalam negeri dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.













