Indonesia-Akselerasi Infrastruktur dan Perdagangan Melalui Kemitraan Kereta Cepat China

Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tengah fokus pada pengembangan infrastruktur yang efisien dan modern untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya saing negara. Salah satu proyek infrastruktur yang menjadi sorotan adalah proyek kereta cepat Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Namun, pemerintah tidak berencana berhenti di sini. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi akan segera mengunjungi China untuk membahas perpanjangan rute kereta cepat hingga Surabaya, Jawa Timur.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri diresmikan pada tanggal 2 Oktober 2023 dan menjadi salah satu tonggak penting dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Namun, pemerintah tidak ingin berhenti di sini dan bermaksud untuk memperpanjang rute tersebut hingga ke Surabaya. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa dan mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah.

Bacaan Lainnya

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Whoosh (@keretacepat_id)

Erick Thohir menjelaskan bahwa dalam pertemuan dengan pihak China, beberapa topik akan dibahas, termasuk infrastruktur, energi, dan perdagangan. Namun, yang paling mencolok adalah pembahasan tentang keberlanjutan proyek kereta cepat yang menghubungkan Bandung dan Surabaya. Studi kelayakan sedang dipelajari untuk memastikan bahwa proyek ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, pemerintah Indonesia ingin memperbaiki struktur kerja sama dengan China dalam proyek kereta cepat ini. Hal ini mencakup aspek kepemilikan, bunga utang, dan sejumlah hal penting lainnya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kerja sama ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi Indonesia dan berjalan secara efisien.

Erick Thohir juga menekankan pentingnya pembicaraan ini untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu, tetapi memiliki dampak positif dalam jangka panjang. Dengan infrastruktur yang memadai, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Misalnya, Amerika Serikat telah memiliki jalur kereta api selama lebih dari 150 tahun, sementara Indonesia baru memiliki jalur kereta api sepanjang 4.500 kilometer di Pulau Jawa. Demikian pula, China memiliki lebih dari 40.000 kilometer jalur kereta cepat, sementara Indonesia baru meresmikan jalur kereta cepat sepanjang 104,9 kilometer.

Pembangunan infrastruktur transportasi yang baik memiliki berbagai manfaat, termasuk mengurangi polusi udara, menghemat bahan bakar minyak, dan mengurangi kemacetan lalu lintas yang dapat menghemat hingga Rp 100 triliun. Oleh karena itu, investasi dalam infrastruktur adalah langkah yang tepat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Presiden Jokowi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Sabuk dan Jalan (BRI Summit) di Beijing, China, pada tanggal 17-18 Oktober 2023. Selain China, pemerintah Indonesia juga akan bertemu dengan pemerintah Arab Saudi untuk membahas percepatan energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, dan perdagangan.

Dengan kunjungan ke China ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat kerja sama yang sudah ada dan memastikan keberlanjutan proyek kereta cepat yang akan membawa dampak positif bagi negara. Dengan fokus pada infrastruktur, energi terbarukan, dan perdagangan, Indonesia sedang mengarah ke masa depan yang lebih modern dan berkelanjutan

Pos terkait